Jumat, 13 Januari 2012

TENTANG BATUAN BEKU dan DIAGENESANYA


Seperti namanya, batuan “beku”. Ya dia terbentuk karena adanya proses pembekuan tepatnya pendinginan atau lebih tepatnya penurunan suhu dari larutan pijar yang super panas (kalo buat mie rebus bakalan cukup buat 2 ton) yaitu MAGMA. Magma bukan nama orang, tapi bahasa kitanya (orang geologi maksudnya…) cairan pijar yang berada di dalam bumi yang sangat panas, suhunya bisa ampe 1400oC itu dari literature lo (kayak pernah baca aja). Kembali ke batuan beku. Batuan beku sendiri berdasarkan diagenensanya dibagi menjadi 2 macam sob. (ya elak pake sob, emang ngomong ama siape ente?) Yaitu batuan beku intrusive dan batuan beku ekstrusive. Kita bahas dari yang intrusive dulu ye (iye…..).Batuan beku intrusive berarti dia terbentuk di dalam bumi. Artinya dia tidak berinteraksi dengan permukaan bumi dan dia membeku di dalam bumi (ya iya lah bego, namanya juga terbentuk didalam bumi). Batuan jenis ini biasanya punya tekstur mineral yang gede (faneritik) karena proses pembentukkan mineral tersebut berlangsung lama. Artinya penurunan suhu yang terjadi pada magma tersebut dapat memungkinkan sebuah mineral untuk bisa tumbuh secara optimal pada saat tertentu. Biasanya faneritik itu ukurannya lebih dari 2 mm, (teorinya).  Nah, kembali ke magma, magma sendiri katanya bisa menyusup melalui rekahan-rekahan batuan disekitarnya dan dapat juga memotong perlapisan. Bentuk-bentuk yang memotong struktur batuan disekitarnya disebut diskordan dan yang searah mendatar disebut konkordan. Nih kaya gambarnya.
Ane coba jelasin ya,(sotoy banget ye) bismillah,.

Batolit, merupakan tubuh batuan beku dalam (pluton) yang paling gede dimensinya (maksudnya ukurannya). Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batolit. Batolit gak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan (ya iyalah, wong gede banget. Katanya bisa sampai 1000 km panjangnya, lebarnya ampe 250 km, nyusup rekahan model apaan tu). Dan karena besarnya, batolit tadi dapat mendorong batuan diatasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat ketekan ke atas oleh magma (ketekan? Apaan tu?) yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stoping. Block-block hasil stoping lebih padat dibandingkan magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini beraksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tapi gak semuanya terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap fragmen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan xenoliths.

Next lanjut,.

Dyke atau korok (gorok?; korok bego,.) disebut juga gang, merupakan salah satu batuan intrusi yang dibandingkan dengan batolit, tapi dimensinya lebih kecil. Bentuknya tabular, sebagia lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. (begitu,.)

Lanjut ke konkordan

Ada sill, sill merupakan intrusi batuan beku yang konkordan atau sejaar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dengan sisi-sisi sejajar.

Terakhir ada laccolith, laccolith sejenis dengan sill yang merupakan intrusi yang sejajar dengan perlapisan batuan yang diterbosnya. Hanya aje bedanay itu bentuk atasnya, kayak payung, jamur yang lelengkung atau cembung keatas.

Kita beralih ke batuan beku ekstrusif (wussssssft).

Batuan beku ekstrusif pada dasarnya merupakan batuan beku yang mengalami proses penurunan suhu di permukaan bumi. Sehingga berinteraksi dengan udara yang akibatnya mempercepat proses penurunan suhu tersebut (waw…). Sialnya lagi buat komunitas batuan beku ekstrusif (what? Komunitas?) mineral yang terbentuk juga jadi kelabakan karena proses pendinginan yang kecepetan. Jadinya ukuran dari mineral-mineral tersebut menjadi cilik-cilik alias kecil. Tekstur batuan yang dihasilkan dari proses ini dinamakan tekstur afanitik, dimana ukuran mineralnya biasanya sangat halus, (buset,.jadi perlu alat bantu mikroskop?; lebay pake loupe juga bisa). Sebenarnya penyebab magma bisa “nengol” kepermukaan, gara-gara tuh magma gak sabaran mau keluar. Jadi dia keluar lewat rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi. Nah keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan tadi dinamakan sebagai erupsi linier (tidak!!!! Itu persamaan matematika ; tenang aja itu berbeda) atau fissure eruption. Nah, yang keluar lewat kepundang gunung api dinamain erupsi sentral.

Nah, semua info itu bukan sepenuhnya dari otak ane, tapi ada campuran dari beberapa literature, soalnye ane belum paham, nah kite same-same belajar bae ye,.


0 komentar:

Posting Komentar