dimana K adalah hydraulic conductivity, p jumlah dari flow tubes (=4), Δh perbedaan head antara dua batasa potentiometric contours (=6-0)m, b is ketebalan akifer dan n merupakan jumlah dari head drops dalam flow net ( n=3, 6 to 4, 4 to 2 and 2 to 0) (Loaiciga & Zekster, 2003).
slide 1 title
Pertambangan timah daerah Pemali, dengan tipe greisen dan batuan pembawa granit. .
slide 2 title
Strukutur daerah pemali yang terdapat pada batuan filit. merupakan aerole pada daerah tersebut.
slide 3 title
Sayatan tipis (thin section) granite pembawa mineral greisen penghasil bijih timah (sn) pada daerah pemali berumur trias-yura. mineral yang terlihat kuarsa, muskovit.
slide 4 title
Sayatan tipis (thin section) granite pembawa mineral greisen penghsil bijih timah (sn) pada lokasi yang berbeda, menunjukan mineral kuarsa.
slide 5 title
Struktur pada daerah pemali. urat kaoline yang memotong urang tourmaline (?).
Minggu, 30 Oktober 2011
Jumat, 21 Oktober 2011
hydraulic, pressure, and elevation head
ψ; pressure head
h ; hydraulic head
Perhitungan Kecepatan Aliran Airtanah
Kecepatan aliran adalah suatu besaran vektor yang menggambarkan kecepatan aliran airtanah. Pada media berpori Fluks (q) dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy 1856
Dimana,
q : fluks kecepatan aliran air (LT-1)
K : Konduktivitas hidraulik (LT-1)
dH : Beda Head (L)
dL : Jarak antar titik amat (L)
tanda (-) menunjukan arah aliran berlawanan dengan arah gradien hidraulik.
Kamis, 20 Oktober 2011
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah
Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim, organisme, batuan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan.
a. Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b. Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
2. Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b. Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Pembentukan tanah dibagi menjadi 2 macam yaitu (1) perubahan massa padat (batuan) menjadi material yang tidak padat atau halus (2) perubahan material yang halus menjadi tanah seiiring dengan berjalannya waktu (disebut dengan perkembangan tanah/soil development). Pembentukan tanah (soil formation) merupakan pembentukan material yang tidak padat dengan adanya proses pelapukan dan pembentukan profil tanah (termasuk perkembangan horison). Proses pembentukan tanah : penambahan (additions), kehilangan (losses), perubahan bentuk (transformation), pemindahan lokasi (translocation). Additions : penambahan air (hujan, irigasi), nitrogen dari bakteri pengikat N, energi dari sinar matahari, dsb. Losses : dihasilkan dari kemikalia yang larut dalam air, adanya erosi, pemanenan atau penggembalaan, denitrifikasi, dll. Transformation : terjadi karena banyak reaksi kimia dan biologi pada proses dekomposisi bahan organik, pembentukan material tidak larut dari material yang larut. Translocation : terjadi karena adanya gerakan air maupun organisme didalam tanah misalnya clay beregrak ke lapisan yang lebih dalam atau gerakan garam terlarut ke permukaan krn evaporasi.
EMPIRIS
Dalam sains dan metode ilmiah, empiris berarti suatu keadaan yang bergantung pada bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera. Data empiris berarti data yang dihasilkan dari percobaan atau pengamatan. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Selasa, 18 Oktober 2011
Glossary of Geology (part 2)
1. Blend pile sample: conto yang diambil ditempat penumpukan pemakai batubara (seperti PLTU dan pabtik baja).
2. Blocky : struktur batubara dengan pertumbuhan belahan normal; belahan yang disertai dengan lapisan mendatar menyebabkan batubara terpecah secara alami menjadi bongkah-bongkah persegi panjang.
3. Bore : pemboran batubara dengan jenis bor berbentuk spiral lebar yang sebut auger. Sering disamakan artinya dengan augering, yakni salah satu metoda penambangan terbuka tetapi sangat jarang (augering).
4. Box cut : teknik penambangan dalam metoda tambang terbuka dengan cara membuka lapisan batubara dengan menggali tanah penutup pertama berbentuk trapesium terbalik kemudian penggalian kedua, tanah galian dibuang ke galian lubang.
5. Boudinage : digunakan dalam geologi untuk menyebutkan struktur kaku dan teratur yang mengalami peregangan dan penggembungan diantara lapisan yang tidak mengalami peregangan dan penggembungan. Struktur yang mengalami peregangan dan penggembungan kemudian pecah membentuk bentukkan seperti sosis Saat ini struktur yang mengalami peregangan dan penggembungan tersebut diistilahkan sebagai boudin atau mullion sedangkan proses pembentukan boudin disebut boudinage.
6. Catchment area adalah area dimana air hujan bisa jatuh dan meresap kedalam tanah. Catchment area biasanya merupakan area-area pegunungan atau zona-zona dengan elevasi yang tinggi misalnya adalah lereng gunungapi bagian bawah.
7. Capesise : istilah ukuran kapal pengangkutan batubara dan material lain berukuran sekitar 100 000 – 200 000 DWT. Disebut demikian karena kapal tersebut terlalu besar melewati terusan Panama sehingga harus melalui Cape of Good Hope (semenanjung Harapan dari Lautan Pasifik ke Lautan Atlantic dan sebaliknya).
8. Carbonaceous : batuan karbonan yakkni batuan yang yang kaya karbon. Serupa pengertiannya denganbatubaraan (coaly).
9. Clearing : pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang tumbuhan atau bangunan-bangunan sebagai langkah permulaan sebelum pengupasan lapisan penutup batubara atau bahan galian lain.
10. Clearing and grubbing : pembuangan tumbuhan, pepohonan dan sisa-sisa tebangan pohon sebelum penggalian/pengupasanlapisan tanah untuk pembuatan jalan, penambangan atau pendirian fasilitas-fasilitas penambangan.
11. Cleat : kekar yakni retakan atau rangkaian hasil gerakan yang merupakan garis atau sisi pemecahan batubara akibat oksidasi atau pelapukan. Biasanya dimanfaatkan menentukan arah penambangan batubara sehingga mudah pemecahannya atau penggaliannya langsung oleh alat muat.
12. Cleating : istilah lain untuk keadaan berkekar yakni keadaan batubara yang retak-retak atau terlihat adanya garis belahan-belahan yang belum lepas.
13. Coalified : sisa-sisa tumbuhan pembentuk bahan-bahan batubara dan lapisan-lapisan berbeda yang telah menjadi batubara, bahan-bahan tersebut berasal dari bermacam bagian tumbuh- tumbuhan yang telah ada pada waktu pembentukan gambut. Setelah proses pembentukan batubara selesai ( coalified ) bahan-bahan itu kemudian dikenal dengan nama macaral.
14. Coal industry : istilah umum untuk segala kegiatan yang berkenaan dengan batubara mulai dari penyelidikan (eksplorasi), penambangan, pengolahan, pengangkutan, pemasaran dan pemanfaatan.
15. Coaling : kegiatan pengambilan batubara ( setelah lapisan penutup dibuang ) termasuk pemboran, peledakan, pemuatan,pengangkutan dari tambang ketempat penumpukan atau pengolahan.
16. Coaling station : stasiun atau depot pengisian bqatubara khususnya kereta api uap. Sekarang coaling station hanya ada ditaman hiburan atau museum.
17. Coal inspector : inspektur batubara yaitu inspektur yang tugasnya melakukan pengawasan atas pematuhan perundang-undangan khusus pada tambang batubara, termasuk tindakan-tindakan dan keadaan-keadaan tidak aman. Petugas khusus ini belum dikenal di Indonesia, tetapi tugas-tugas inspeksi dilaksanakan oleh pelaksana inspeksi tambang ( umum ) dan pembantu pelaksanaan inspeksi tambang ( umum ). Tambang umum adalah tambang non minyak dan gas bumi.
18. Coal isopach : isopach batubara yakni garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketebalan lapisan batubara yang sama.
19. Coal lost : sebagian kecil batubara yang terbang dalam proses pecucian batubara.
20. Coal measures : pelapisan batubara yang luas yang mengandung satu atau lebih lapisan batubara. dapat pula berarti suatu kelompok lapisan-lapisan batubara atau serangkaian pelapisan berbagai jenis-jenis batuan sedimen dengan ketebalan sampai beberapa ribu meter dan diantara pelapisan batuan-batuan tersebut terdapat satu atau lebih lapisan batubara .
Glossary of Geology (part 1)
1. Antiklin : lapisan yang membentuk dua sisi kemiringan berlawanan arah(seakan-akan mempunyai kemiringan yang berlawanan) sama seperti atap rumah.
2. Arctrench Gap : merupakan jarak antara zona subduksi dengan busur vulkanis pada benua atau pulau kontinental disekitarnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa arctrench gap adalah jarak antara Gunungapi yang aktif di suatu pulau kontinental atau benua dengan zona subduksi di laut misalnya jarak Arctrench Gap Merapi dengan Zona Subdaksi Samudra Hindia kurang lebih 200 km.
3. Bank/bench face : biasanya lereng yang curam menyusun beberapa tanah atau material batuan yang muncul ke atas level penggalian d imana tanah atau batuan yang digali dari keadaan alami atau posisi ledak pada tambang terbuka atau quarry
4. Backarc Basin : merupakan cekungan di dasar laut yang berada pada zona konvergensi lempeng tektonis dan berasosiasi dengan pulau-pulau vulkanis. Backarc basin umumnya panjang dan sempit dan berada pada Samudra Pasifik. Barckarck basin memiliki fromasi geologi berupa batuan basalt dengan mineral amphibol dan mika.
5. Bank height/bench height/digging height : Ketinggian dari tumpukan sebagai ukuran antara dua tempat tertinggi atau puncak atau tumpuan pada level penggalian atau jenjang
6. Bank slope/bench slope : Pengukuran dalam derajat deviasi terhadap horizontal dimana tanah atau batuan akan berdir pada saat pengggalian, teras seperti potongan pada suatu open pit atau quarry
7. Bench : Suatu birai pada open pit atau quarry yang membentuk tingkat operasi tunggal dimana mineral atau material pengotor yang digali dari bank atau bench face.
8. Burden : Jarak antar bahan peledak dan api menghadapi dari material untuk meledakkan
9. Burden : Material bukan bijih dan harus dipindahkan.permukaan tanah yang dibuang sering disebut atau lapisan penutup.
10. Berm : Semacam tanggul atau dinding teras yang terbentuk secara alami. Lereng yang sengaja dibuat untuk penahan longsor pada tambang terbuka atau penggalian lainnya.
11. Backfill : Tanah atau batuan yang dipakai untuk mengurangi (mengisi) bekas galian tambang batubara atau galian sipil lainnya. Kata ini juga dipakai sebagai kata kerja, yang berarti pekerjaan pengisian bekas penggalian. Dalam tambang batubara backfill lebih sering diartikan sebagai pekerjaan mengisi galian bekas endapan batubara beserta tanah penutupnya dengan tanah kupasan. Cara ini sangat dianjurkan dari segi teknis ekonomis teknik penambangan maupun dari segi dampak lingkungan, karena jarak pengangkutan kecil dan tanh buangan tidak memerlukan tambahan lahan disekitarnya. Backfill dapat juga berasal dari tambang dalam yang diangkut keluar hasil penggalian terowongan, jalan menuju kepermukaan kerja baru (pekerjaan persiapan)
12. Backhoe : alat gali mekanis yang gerakannya mengeruk material kearah operator (terbalik dengan shovel). Backhoe lebih supel dan lebih baik untuk pengambilan batubara karena kemampuannya memilih sasaran galian (misalnya untuk memperoleh batubara bersih) dibanding dengan shovel. Backhoe umumnya digerakkan oleh tenaga hidrolik sedangkan masih banyak dengan sistem kabel.
13. Band : lapisan tipis baik pada pelapisan batubara maupun lapisanbatuan lainnya. Biasanya merupakan serpih dan jenis-jenis lanau yang saling melapisi dengan batubara.
14. Banded coal : pelapisan batubara yang heterogen, terdiri dari jenis-jenis yang kilapnya berbeda. banded coal biasanya merupakan batubara bitumen walaupun umumnya batubara dari semua peringkat mempunyai bentuk-bentuk pelapisan.
15. Belt-meter : sering disebut belt-weightometer yaitu alat yang dipasang dibawah ban berjalan untuk mengukur berat muatan, misalnya berat batubara yang keluar dari mesin pencucian atau batubara yang dicurahkan ke kapal dan sebagainya. Alat elektronik ini bekerja berdasarkan tekanan ban pada alat penginderanya.
16. Bed : pelapisan atau lapisan batubara yang merupakan endapan yang besar yang terdapat pada formasi geologi. Bed juga berarti lapisan batubara yang biasanya berkualitas rendah atau batubara kotor yang sengaja dihamparkan dan dipadatkan dipermukaan (tanah yang diperkeras atau lapisan kerikil padat) sebagai alas batubara bersih. Istilah Bed juga berarti lapisan batubara sebagai bahan bakar pada sistem pembakaran fluidized bed.
17. Bedding : sama dengan bed (lihat bed) atau kegiatan pembuatan bed. Tetapi dapat pula berarti penyimpanan atau pencampuran jenis-jenis batubara atau bahan galian lainnya dalam bentuk pelapisan-pelapisan tipis untuk memperoleh kualitasyang seragam nantinya padas saat diambil untuk dijual.
18. Beds moisture : Kadar air ( kelembaban ) tertambat dalam prosentase air atau kelembaban batubara pada lapisan atau pada conto sebelum lapisan ditambang
19. Bed sample : Conto dari lapisan batubara yang diambil dengan conto parit ( channel sample ) tegak lurus arah perlapisan batubara
20. Blending : pencampuran jumlah-jumlah tertentu, kualitas, ukuran atau kombinasinya dengan cara yang teratur baik ditambang, pada penumpukan atau proses penggerusan maupun dipelabuhan guna mendapatkan kualitas atau spesifikasi batubara sesuai dengan permintaan pasar.
Pembentukan Pegunungan
Bentang alam
• Pegunungan (mountain) - bagian kerak bumi yang menonjol lebih dari 600 m diatas bentang alam disekitarnya.
• Perbukitan (hill) – bentuk yang sama, tetapi lebih kecil.
• Plateau – bentuk yang sama tetapi permukaannya datar dan ber-relief.
Pegunungan
• Proses pembentukan Orogenesis, bahasa Yunani, oro – pegunungan, genesa – menjadi.
• Jarang yang berdiri sendiri
- Terdapat dalam kelompok / deretan atau rantai pegunungan.
- Beberapa rantai pegunungan membentuk sistem pegunungan (mountain system).
• Sistem pegunungan sangat kompleks, tiga faktor dasar klasifikasi :
- Geografi - benua, samudra.
- Komposisi batuan - metamorfime, aktifitas magmatisme.
- Proses-proses yang aktif - deformasi batuan.
Jenis Pegunungan
1. Pegunungan lipatan (peg. Kompleks).
2. Pegunungan volkanik.
3. Pegunungan blok sesar (fault block mountain).
4. Pegunungan Pengangkatan (upwarped mountain).
Pegunungan Lipatan (kompleks)
• Paling besar dan kompleks
• Jalur panjang, sempit di sepanjang tepi benua.
• Dominan Perlipatan; sesar, metamorfisme, dan aktifitas magma dalam derajat bervariasi.
• Batuan dalam daerah sempit, tertekan, pemendakan ~ 30%
Pegunungan Volkanik
• Bentuk seperti Busur kepulauan volkanik, terkonsentrasi pada batas samudra.
• Batuan volkanik, volkanoklastik, andesit, sedikit riolit dan basalt.
• Terdeformasi intensif, lipatan ketat, sesar naik, thrust fault.
• Metamorfisme regional.
• Kadang dijumpai ophiolite suite
Peg. Blok Sesar
• Terbentuk akibat pergeseran sejumlah besar batuan, dengan pengangkatan (tilting).
• Sesar-sesar normal berskala besar, sudut besar - horst, graben.
Peg. Pengangkatan
• Pelengkungan (arching) kerak
• Pergeseran vertikal sesar bersudut besar
• Batuan dasar jauh lebih tua, sedimen tipis, muda.
• Pinggir lereng sejajar bidang perlapisan - hogback.
Faktor Pembentukan Pegunungan
• Urutan batuan (rock sequences),
• Deformasi struktur,
• Metamorfisme,
• Aktivitas magmatik, dan
• Erosi dan isostasi kerak
Bahanbakar Fosil
Bahan bakar fosil
• Bahanbakar fossil merupkan nama yang mengacu pada sisa-sisa tanaman dan binatang yang terperangkap dalam sedimen yang dapat digunakan sebagai bahanbakar.
• Jenis sedimen, jenis bahan organik, dan proses yang terjadi akibat penimbunan dan diagenesis, menentukan jenis bahanbakar fosil yang terjadi.
• Dalam lautan, microscopic phytoplankton and bacteria merupakan sumber utama bahan organik yang terperangkap dan yang terubah (terutama oleh panas) menjadi minyak dan gas.
• Diatas daratan, pepohonan, semak-semak, dan rerumputan menyumbang (contribute) sebagai bahan organik utama yang terperangkap, lebih menjadi batubara daripada minyak dan gas alam.
• Umumnya, serpih marin dan danau, suhu timbunan tidak pernah mencapai tingkat dimana molekul organik asal terkonversi menjadi minyak dan gas alam.
– Yang terjadi, suatu proses alterasi dimana terbentuk bahan seperti lilin terdiri dari molekul-molekul besar.
– Material ini, yang tetap padat, dinamakan kerogen, dan disebut juga sebagai oil shale.
Ø Batubara(Coal)
• Batubara adalah bahan bakar fosil yang paling melimpah.
• Merupakan bahan baku untuk nylon, plastik, dan berbagai bahan kimia organik.
• Melalui coalification, peat dikonversi menjadi lignite, subbituminous coal, dan bituminous coal.
– Anthracite adalah batuan metamorphik.
• Lapisan batubara (coal seam), mendatar, tubuh berbentuk lensa mempunyai permukaan yang sama seperti rawa dimana awalnya ia terakumulasi.
• Coal seams banyak dijumpai di Sumatra, Kalimantan.
• Formasi Peat tersebar luas dan hampir menerus sejak adanya tumbuhan darat sekitar 450 juta tahun lalu, sepanjang Perioda Silurian.
• Perioda terbesar formasi coal swamp ada selama perioda Carboniferous dan Permian, ketika Pangaea ada.
– Periode tersebut menghasilkan lapisan batubara yang besar di Eropa dan bagian timur Amerika Serikat.
• Perioda terbesar kedua, puncaknya pada perioda Cretaceous tetapi awalnya pada early Jurassic dan terus sampai mid-Tertiary.
Petroleum: Minyak dan Gas Alam
Penggunaan minyak yang sebenarnya mulai sekitar 1847, sejak seorang saudagar Pennsylvania mulai mengemas dan manjual rock oil sebagai pelumas.
– 1852, ahli kimia Canada menemukan kerosene, cairan yang dapat digunakan untuk lampu.
– 1856, Romania, pekerja meproduksi 2000 barrels setahun.
– 1859, pem-boran sumur minyak pertama di Titusville Pennsylvania.
Penggunaan gas secara modern dimulai pada awal abad ke 17 di Eropa, gas dibuat dari kahu dan batubara dan digunakan sebagai penerangan.
Asal Petroleum
• Petroleum merupakan produk dari dekomposisi bahan organic yang terperangkap dalam sedimen.
• Hampir 60 persen semua minyak dan gas yang ditemukan selama ini ada pada lapisan berumur Cenozoic.
• Migrasi Petroleum seperti pada airtanah. Ketika minyak dan gas terperas keluar dari serpih dimana mereka terjadi dan masuk ke tubuh batupasir atau batugamping, apat bermigrasi dengan mudah.
• Olehkarena lebih ringan dari air, minyak cenderung menyusup keatas, sampai mengisi perangkap.
Sumber Energi Lain
• Energi Biomass :
– Kayu dan kotoran binatang.
• Tenaga Hydroelektrik.
• Energi Nuklear.
– Energi panas dihasilkan selama transformasi terkendali dari isotope radioaktif.
– Tiga atom radioaktif yang mempertahankan Bumi tetap panas oleh peluruhan spontan—238U, 235U, dan 232Th— dapat ditambang dan digunakan untuk mendapat energi nuklear.
• Geothermal power.
– Geothermal power didapat dari menyadap aliran panas (heat flux) dalam Bumi (Kamojang, Jabar, Dieng).
• Energi angin, gelombang, pasang, dan Matahari.
– Angin dan gelombang merupakan turunan kedua dari energi Matahari.
– Angin sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu untuk kapal layar dan kincir angin.
– Bila sebuah bendungan dibuat pada mulut sebuah teluk, saat pasang air tertampung, saat surut air yang keluar dapat digunakan memutar turbin.