Klasifikasi lereng
berdasarkan van Zuidam (1985)
Kelas Lereng
|
Proses
penciri dan kondisi lapangan
|
Warna yang disarankan
|
0o-2o
(0%-2%)
|
Datar (flat)
atau hampir datar, dengan proses denudasional yang tidak cukup besar dan
pengikisan permukaan yang tidak intensif dibawah kondisi kering
|
Medium Dark green (hijau
gelap)
|
2o-4o
(2%-7%)
|
Sedikit
miring (gently slope), dengan pergerakan massa berkecepatan rendah dari
berbagai proses periglacial, solifluction dan fluvial.
|
Hijau cerah
|
4o-8o
(7%-15%)
|
Miring
(sloping), memiliki kondisi yang hampir sama dengan gently slope, namun lebih
mudah mengalami pengikisan permukaan, dengan erosi permukaaan yang intensif.
|
Kuning cerah
|
8o-16o
(15%-30%)
|
Agak curam
(moderately steep), semua jenis pergerakan massa terjadi, terutama
periglacial-solifluction, rayapan, pengikisan dan adakalanya landslide.
|
Kuning oranye
|
16o-35o
(30%-70%)
|
Curam
(steep), proses denudasional dari semua jenis terjadi secara intensif (erosi,
rayapan, pergerakan lereng).
|
Merah cerah
|
35o-55o
(70%-140%)
|
Sangat curam
(very steep), proses denudasional terjadi secara intensif.
|
Medium Dark red (merah gelap)
|
>55o (>140%)
|
.Curam
ekstrem (extremely steep), proses denudasional sangat kuat, terutama “wall
denudational”
|
Medium dark purple (ungu
gelap)
|
nb:
Periglacial
merupakan proses, kondisi, daerah, iklim-iklim, dan kenampakan topografi pada
bagian tengah dari gletser yang dipengaruhi oleh temperatur yang dingin dari es
tersebut.
Solifluction
merupakan pergerakan pada lereng (longsor) dengan kecepatan rendah dari soil dan
material di permukaan yang normalnya
0.5-5 cm/tahun terutama aliran yang terjadi pada elevasi tinggi.
Secara
genetik, warna yang direkomendasikan oleh van Zuidam adalah
1. Struktur (ungu)
2.
Vulkanik
(merah)
3.
Denudasional
(coklat)
4.
Marine
(hijau)
5.
Fluvial
(biru gelap)
6.
Glacial
(biru terang)
7.
Aeolian
(kuning)
8. Karst (oranye)