Salam. Sebelum bulan Juni
ini kelar, ane mau coba posting lagi. sekarang udah mulai sibuk, jadi ini blog
kayaknya mulai terbengkalai, tapi ane coba untuk tidak mentelantarkannya
sehingga terbesit dipikiran ane untuk mengaktifkannya kembali (buset ngomong bae,
kapan postingnye?).
Oke
ane mulai.
Pada awalnye minyak dan gas dibentuk
oleh degradasi thermal dari kerogen dalam lapisan batuan induk. Dengan penambahan kedalaman (timbunan), temperature dalam
batuan meningkat dan tentu saja temperature threshold (batas) dan secara kimia,
bagian yang kurang stabil dari kerogen akan mulai berubah menjadi petroleum (jeng injeng).
Mekanisme reaksi utama adalah hancurnya ikatan karbon (cracking), yang
membutuhkan energy termal yang melampaui
tingkatan minimum (activation energy). Activation energy bervariasi berdasarkan
posisi dan jenis dari ikatan karbon dalam struktur kerogen. Ikatan antara karbon
dan heteroatom (N, S dan O) lebih kurang stabil dan mudah untuk hancur. Hasil
pertama yang dibentuk oleh batuan induk selama penimbunan (burial) adalah N, S,
dan O yang terikat bersama dengan karbon dioksida dan air. Pada tingkat
temperature yang lebih tinggi, senyawa petroleum dibentuk dengan cracking oleh
ikatan karbon dalam struktur kerogen dengan cara penghilangan bagian panjang
dari rantai aliphatic dan struktur cincin yang jenuh (aromatic). Reaksi
tersebut menghasilkan perubahan gradual dalam komposisi dasar kerogen terutama
dalam peningkatan kandungan hydrogen. Proses dari kerogen yang bertransformasi
seiring dengan meningkatnya temperature dinamakan maturasi, yang dibagi menjadi
catagenesis dan mentagenesis.
Panas (atau dalam kamus anak kecil 'Nanas') merupakan faktor
utama dalam kematangan dan reaksi pembentukan petroleum. Interval temperature
dimana pembentukan minyak sedang terjadi dikenal sebagai “liquid window” atau
“oil window”, yang cenderung mengarah pada interval sekitar 80-150oC. parameter maturasi yang umum digunakan adalah
vitrinite reflectance (Ro) dan biomarker maturity ratios. Partikel vitrinite
merupakan komponen petunjuk yang tersebar luas dalam batuan induk yang dapat
diidentifikasi dibawah mikroskop refleksi. Dengan bertambahnya maturasi,
tingkat kekilapan dari partikel vitrinie untuk merefleksikan cahaya putih
meningkat (gas lebih tinggi dibandingkan minyak).
Alasan mengapa
perubahan gradual dari minyak ke kondensat hingga pembentukan gas terjadi
adalah suplai dari struktur yang kaya hydrogen dalam kerogen meningkat. Batuan
induk dengan tipe kerogen III, akan cenderung membentuk sedikit minyak dan
dominan gas serta kondensat hanya setelah tingkat kematangan dari refleksi
vitrinite sebesar 0.7% tercapai. Asal dari gas alam lebih komplek. Baik
kandungan hidrokarbon maupun nonhidrokaron memiliki sumber yang bersifat
multiple. Prisip dasar dari batuan induk hidrokarbon dengan kandungan gas
adalah:
a) bakteri methanogenic; b) kerogen dengan semua
tipe; c) batubara; d) cracking dari ikatan panjang hidrokarbon dalam reservoir
dan batuan induk dengan kandungan minyak.
Parameter lain yang
mempengaruhi maturiti adalah specific
biomarker ratio. Tekanan yang berhubungan dengan temperature merupakan faktor
utama yang membuat perubahan dalam stereochemistry dari molekul biomarker
secara individu. Susunan spasial dari kelompok methyl khusus (-CH3)
atau ataom hydrogen sebagai bagian dari sistem berbentuk cincing atau ikatan
persegi, berubah secara sistematis sebagai fungsi dari meningkatnya
temperature. Selama pementukan petroleum, beberapa reaksi terjadi. Reaksi
tersebut dikontrol oleh reaksi kinetic yang berbeda (activation energy,
frequency factor, etc).
nah, sekian dulu untuk thread ini, ntar ane update lagi.
0 komentar:
Posting Komentar